Salah satu tim dokter Indonesia dr Abdullah Al Hazmy saat ditemui di kawasan Wisma Atlet Morodok Techo Phnom Penh Kamboja, Senin, mengatakan tim medis selalu sigap dan siap memberikan penanganan pada para atlet pada sebelum, di tengah-tengah pertandingan, dan setelah laga untuk memastikan kondisi atlet tetap aman.
Hazmy menerangkan pemantauan kondisi fisik para atlet dilakukan selama proses pelatnas untuk ditentukan klasifikasi yang berpengaruh pada nomor pertandingan. Selanjutnya pada saat laga, tim medis yang terdiri dari dokter dan fisioterapis berjaga-jaga di arena pertandingan untuk bersiap-siap melakukan penanganan apabila terjadi sesuatu pada atlet.
Sedangkan seusai pertandingan, kondisi para atlet masih terus dipantau dan dilakukan pemulihan untuk bisa mengembalikan kondisi para atlet dengan segera.
Salah satu fisioterapis tim Indonesia Amalia Nur Azizah menyebutkan proses pemulihan para atlet usai bertanding sangatlah penting untuk membuat performa tetap terjaga.
"Karena kan ada atlet yang bertanding di banyak nomor, jadi satu hari bisa beberapa kali pertandingan," kata Amalia.
Amalia menyebut biasanya para atlet membuat otot-otot bekerja lebih berat saat bertanding, khususnya apabila bertanding di beberapa nomor dalam satu hari sekaligus sehingga membutuhkan pemulihan.
Dia menyebut pentingnya proses recovery atlet untuk membuat otot-otot kembali rileks setelah dipaksa bekerja keras saat pertandingan, menjadi kembali normal dan siap digunakan kembali.
Hal itu dimaksudkan agar atlet merasa tubuhnya terasa fit kembali dan diharapkan siap bertanding pada nomor lainnya dengan kondisi yang optimal.
Tim medis Indonesia terdiri dari dokter, fisioterapis, dan tim pijat untuk membantu pemulihan atlet lebih cepat.
Baca juga: Klasemen medali ASEAN Para Games: Indonesia memimpin dengan 62 emas
Baca juga: Atlet para games Indonesia masih terserang tomcat di wisma atlet
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023